A.Latar Belakang
Permasalahan energi, lingkungan dan pemanasan global menjadi semakin mencuat di era globalisasi. Kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh globalisasi memberikan kemudahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Globalisasi juga telah memberikan tuntutan standar yang sama bagi masyarakat di seluruh dunia sehingga penggunaan suatu produk teknologi akan dengan cepat direspons oleh masyarakat di negara lain. Ibarat dua sisi mata uang, walaupun memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, kemajuan teknologi dan sistem informasi memicu sifat konsumerisme manusia yang berakibat pada eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan. Eksploitasi yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan pemberian kesempatan bagi alam untuk memulihkan diri telah menyebabkan permasalahan yang sangat mengancam generasi umat manusia ke depan. Tiga permasalahan yang cukup menarik adalah permasalahan terkait kelangkaan energi, lingkungan dan pemanasan global. Ketiga permasalahan tersebut merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan, sehingga pemahaman kita terhadap satu permasalahan tidak bisa dilepaskan dari permasalahan yang lain. Permasalahan kelangkaan energi tidak bisa dipisahkan dari ketergantungan yang masih sangat besar terhadap bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi memerlukan waktu jutaan tahun untuk terbentuknya, penggunaan secara massif untuk pemenuhan kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi menyebabkan cadangan minyak bumi dunia semakin menipis. Pada tahap selanjutnya, penggunaan bahan bakar fossil juga memiliki akibat buruk terhadap lingkungan termasuk salah satunya adalah produksi gas karbondioksida yang mengakibatkan efek rumah kaca. Model perusakan lingkungan yang lain akibat eksploitasi yang berlebihan adalah semakin minimnya lahan hutan akibat penebangan liar, kerusakan terumbu karang, penggunaan teknologi yang merusak dan sebagainya. Kemudian hal yang tidak bisa dipisahkan dari hal tersebut adalah penggunaan sumber daya yang ada tanpa memperhatikan implikasi dari tindakan tersebut.
B. PERMASALAHAN
Perubahan
Iklim disebabkan oleh emisi gas-gas yang menahan dan menyimpan panas –terutama
karbon dioksida (CO2)– dari kendaraan, industri, pembangkit listrik dan
penggundulan hutan. Ketika gas menumpuk, mereka berperan sebagai selimut tebal,
membuat bumi kepanasan, merubah iklim kita dan mengancam kesehatan, ekonomi dan
lingkungan hidup kita. Istilah Pemanasan Global dan Perubahan Iklim seringkali
tertukar, kedua fenomena ini berbeda. Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu
bumi karena meningkatnya emisi karbon yang menahan panas di atmosfir.
Pada
sisi lain, Perubahan Iklim merupakan istilah yang lebih umum yang merujuk pada
perubahan berbagai faktor iklim, seperti suhu dan hujan, di seluruh dunia.
Perubahan ini berlangsung dalam berbagai tingkat dan dengan berbagai cara.
Sebagai contoh, di abad ke 20 Amerika menjadi lebih basah, sedangkan daerah
Sahel di Afrika Tengah lebih kering.
a.
Pengaruh Perubahan Iklim
Perubahan
Iklim sudah mulai mempengaruhi kehidupan di muka bumi. Di seluruh dunia, musim
bergeser, suhu merangkak naik dan permukaan laut bertambah tinggi. Kalau kita
tidak segera bertindak, Perubahan Iklim akan secara permanen merubah tanah dan
air di mana kita bergantung agar bertahan hidup. Beberapa konsekwensi Perubahan
Iklim yang membahayakan ada di bawah ini. Mana yang paling mempengaruhi
kehidupan Anda, atau bidang mana yang paling Anda pedulikan?
b.
Perubahan Iklim dan Kemiskinan
Di
dunia ini 3 milyard orang hidup dalam kemiskinan, merekalah yang paling terkena
dampak Perubahan Iklim. Kaum miskin lebih tergantung pada sumberdaya alam dan
paling tidak punya kemampuan untuk menyesuaikan diri pada Perubahan Iklim.
Penyakit, turunnya hasil panen dan bencana alam merupakan sedikit contoh akibat
Perubahan Iklim yang dapat menghancurkan masyarakat yang paling rentan ini.
Orang
termiskin di dunia ini juga adalah orang yang paling tidak punya tanggung-jawab
atas terjadinya Perubahan Iklim: Negara-negara yang belum berkembang hanya
menyumbangkan 10% emisi karbon dioksida dunia pertahun.
c.
Pengaruh setempat serta ancaman
Perubahan Iklim
Suhu
yang meningkat: Gas-gas yang menahan panas yang dipancarkan oleh pembangkit
listrik, kendaraan bermotor, penggundulan hutan dan penyebab lain telah
memanaskan bumi. Pada kenyataannya, lima tahun terpanas yang tercatat terjadi
sejak tahun 1997, dan yang terpanas terjadi pada tahun 2005 yang lalu.
Suhu
meningkat dianggap sebagai penyebab meningkatnya kematian dan penyakit yang
berkaitan dengan suhu panas, naiknya permukaan laut, meningkatnya intensitas
badai, dan banyak lagi akibat berbahaya lain dari perubahan iklim.
Selama
abad ke 20, rata-rata panas bumi naik 0,6 derajad Celcius ke tingkat yang
tertinggi sejak 4 abad lampau, ini diyakini merupakan peningkatan tercepat
selama seribu tahun.
Para
ilmuwan memproyeksikan bahwa bila emisi karbon yang menahan panas tidak
dikurangi, maka suhu rata-rata permukaan bumi akan meningkat 2 sampai 6 derajad
Celcius di akhir abad ini. Jangan biarkan suhu rata-rata mengecoh Anda.
Peningkatan satu derajat mungkin saja ditemukan di suatu tempat, 12 derajad di
tempat lain, atau bahkan di daerah lain bisa saja lebih dingin.
d.
Naiknya permukaan laut
Suhu
laut juga bertambah panas, ini mengakibatkan munculnya bahaya seperti badai
yang lebih kuat, pengelantangan terumbu karang dan naiknya permukaan laut.
Ketika
bumi memanas, permukaan air laut meningkat karena air yang lebih panas
mengambil tempat yang lebih banyak dibanding air yang dingin, proses ini
disebut pemuaian. Glasier dan Gletser yang mencair menambah masalah dengan
menuangkan lebih banyak air tawar ke laut.
Naiknya
permukaan laut akan menggenangi daerah dan pulau berpermukaan rendah, mengancam
kehidupan daerah pesisir yang padat penduduknya, mengikis garis pantai, merusak
bangunan dan merusak ekosistem seperti hutan bakau dan tanah basah yang
melindungi pantai dari badai. Masalah ini ditambah lagi dengan penurunan
permukaan tanah yang diakibatkan oleh beban yang dipikul tanah terlampau berat,
terutama didaerah dengan gedung-gedung pencakar langit, serta penghisapan air
tanah secara berlebihan.
Permukaan
laut telah meningkat antara 10 sampai 20 sentimeter selama 100 tahun terakhir.
Diperkirakan permukaan laut akan terus naik antara 10 sampai 90 sentimeter 100
tahun kedepan.
Naiknya
permukaan laut setinggi 90 sentimeter akan merendam sebagian besar kota yang
berada di pesisir. Di seluruh dunia, kira-kira 100 juta orang hidup di daerah
setinggi 90 sentimeter dari permukaan laut. Naiknya permukaan laut karena
Perubahan Iklim akan membuat puluhan juta orang di dataran rendah, terutama di
negara berkembang kehilangan tempat tinggal. Penduduk beberapa negara kepulauan
kecil yang terhampar sedikit lebih tinggi dari permukaan laut saat ini sudah
mulai meninggalkan pulau mereka, ini merupakan pengungsian akibat Perubahan
Iklim gelombang pertama.
e.
Perubahan daratan
Meningkatnya
suhu serta berubahnya pola hujan dan salju memaksa pepohonan dan tumbuhan di
seluruh dunia pertumbuhannya bergerak ke arah kutub atau naik ke ketinggian
gunung.
Perubahan
pola tumbuhan ini membuat hasil kerja sebagian besar komunitas konservasi yang
sudah dicapai saat ini jadi sia-sia, karena perubahan pola pertumbuhan tanaman
di daerah konservasi, bahkan taman nasional beberapa Negara Di daerah tundra,
mencairnya permafrost memungkinkan semak belukar dan pepohonan mengakar,
pandang rumput luas di Amerika akan segera berubah menjadi hutan.
Dan
di Inggris guguran daun akan menghilang karena pertumbuhan hutan bergerak ke
arah utara, ke daerah yang lebih dingin. Ketika tanaman mencoba menyesuaikan
diri pada Perubahan Iklim dengan bergerak ke daerah yang lebih dingin, binatang
yang tergantung padanya juga terpaksa pindah. Pembangunan yang pesat dan
hambatan lain akan menghentikan migrasi tumbuhan dan binatang itu.
Beberapa
spesies dan komunitas seperti misalnya beruang kutub dan padang rumput
pegunungan akan tetap tinggal di habitatnya semula karena tidak punya pilihan
lain, menjadikan kekayaan kehidupan liar kita dalam bahaya kepunahan.
f.
Badai yang lebih kuat dan lebih
ganas
Penelitian
ilmiah mengindikasikan bahwa Perubahan Iklim akan menyebabkan topan dan badai
tropis jadi lebih intens; lebih lama, melepaskan angin yang lebih kencang, dan
menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada ekosistem pantai serta masyarakat
yang hidup di sana.
Para
ilmuwan meyakini bahwa suhu laut yang lebih tinggi merupakan biang keladinya,
karena angin topan dan badai tropis mendapatkan kekuatannya dari air yang
hangat. Ketika suhu permukaan laut meningkat, badai yang sedang terbentuk
memperoleh tambahan kekuatan. Pada saat yang sama, faktor-faktor lain seperti
naiknya permukaan laut, hilangnya tanah basah serta meningkatnya pembangunan di
pesisir mengintensifkan kerusakan yang disebabkan oleh angin topan dan badai
tropis tadi.
Selain
itu menghangatnya suhu laut membunuh plankton, yang merupakan ujung mata rantai
makanan. Matinya plankton menyebabkan kandungan oksigen dalam air laut
berkurang, membuat kehidupan di dalamnya terganggu, terutama ikan dan timun
laut.
g.
Kehidupan liar terancam
Meningkatnya
suhu memberi kekuatan pada cuaca dan pola tumbuhan di seluruh dunia, memaksa
spesies binatang bermigrasi ketempat baru yang lebih sejuk agar bisa bertahan
hidup.
Perubahan iklim yang berlangsung demikian cepat nampaknya melebihi kemampuan
berbagai jenis spesies menyesuaikan diri dengan bermigrasi. Para ahli
meramalkan seperempat spesies di bumi akan menuju kepunahan di tahun 2050
nanti, bila kecenderungan peningkatan suhu tetap berlangsung seperti saat ini.
Banyak
spesies yang sudah merasakan pemanasan itu:
- Di tahun 1999, kematian katak
emas terakhir di Amerika tengah menandai kepunahan spesies yang pertama
kali didokumentasikan.
- Karena mencairnya es di kutub
utara, beruang kutub akan hilang dari bumi dalam jangka waktu kurang dari
100 tahun lagi. Akibat meningkatnya suhu bumi, saat ini ukuran beruang
kutub mengecil jadi 80% dari sebelumnya.
- Di belahan utara bumi yang
dingin, binatang seperti caribou, moose, serigala abu-abu, lembu woodland,
beruang kutub, paus biru, terancam punah karena suhu yang lebih hangat
menyebabkan terbentuknya salju yang turun deras, menutupi makanan mereka,
ini pada gilirannya juga membuat atmosfir menjadi lembab.
- Merajalelanya populasi sejenis
kepik yang menghancurkan hutan di belahan bumi bagian utara. Ini terjadi
karena peningkatan suhu di sana menyebabkan larva kepik lebih cepat
berkembang menjadi kepik, ini merubah keseimbangan alam.
- Didaerah tropis, meningkatnya
suhu laut menyebabkan terumbu karang seperti dikelantang menjadi putih,
karena ganggang warna warni yang dibutuhkan untuk kesehatan dan
kelangsungan hidup terumbu karang dan makhluk lain yang hidup di situ
mati.
- Karena naiknya suhu di
semenanjung Antartika, lautan es sangat banyak berkurang, ini menyebabkan
sejenis ganggang yang tumbuh di sana juga berkurang, padahal ganggang
merupakan makanan sejenis binatang kecil yang disebut krill, yang
merupakan makanan pinguin adelie, sebagai akibatnya populasi pinguin ini
juga menyusut.
- Banyak negara kehilangan burung
resminya karena burung itu berpindah ke tempat yang lebih sejuk.
h.
Penyakit yang terkait dengan
peningkatan suhu
Ketika
suhu meningkat, demikian juga penyakit akibat kenaikan suhu, bahkan menimbulkan
kematian bagi manusia. Sebagai contoh, di tahun 2003, di Eropa, gelombang panas
yang ekstrim menyebabkan kematian pada lebih dari 20.000 orang, dan lebih dari
1.500 orang di India. Para ilmuwan memperingatkan bahwa gelombang panas seperti
itu akan lebih sering terjadi.
Sebagai
tambahan, Perubahan Iklim akan meningkatkan penyebaran penyakit infeksi, ini
terjadi terutama karena suhu yang lebih panas menyebabkan serangga, binatang
dan mikroba pembawa penyakit bisa hidup di daerah yang dulunya menghambat
mereka karena bersuhu dingin. Penyakit
dan hama yang dulunya terbatas untuk daerah tropis saja, seperti nyamuk pembawa
malaria, mendapatkan kondisi yang ramah bagi mereka di daerah baru yang dulunya
terlalu dingin bagi mereka. WHO (World Health Organization) memperkirakan
Perubahan Iklim telah menyebabkan lebih dari 150.000 kematian di tahun 2000
saja, dengan peningkatan yang lebih besar di masa mendatang.
i.
Meningkatkan risiko kekeringan,
kebakaran dan banjir
Perubahan
Iklim mengintensifkan sirkulasi air pada, di atas dan di bawah permukaan tanah,
mengakibatkan lebih sering terjadi kekeringan dan banjir, yang lebih parah dan
lebih luas cakupannya. Suhu lebih tinggi meningkatkan jumlah cairan yang
menguap dari tanah dan air, menyebabkan terjadinya kekeringan di berbagai
tempat. Tanah yang terpengaruh oleh kekeringan akan lebih rentan terhadap
banjir, ketika turun hujan.
Ketika
suhu di seluruh dunia meningkat, kekeringan akan lebih sering terjadi dan lebih
parah, ini mengakibatkan kerusakan pada pertanian, persediaan air dan kesehatan
manusia. Fenomena ini dapat disaksikan di beberapa bagian Asia dan Afrika, di
mana kekeringan berlangsung lebih lama dan lebih parah dari sebelumnya.
Suhu p anas dan kondisi kering juga meningkatkan
terjadinya kebakaran hutan, di beberapa tempat, salju mencair sebelum waktunya,
musim panas yang lebih panjang dan peningkatan suhu di musim semi dan musim
panas, sejak tahun 1970 telah meningkatkan kebakaran hutan sebesar lebih dari
400%.
Kebakaran juga menyebabkan merkuri yang dibawa angin meningkat. Separuh merkuri yang tertumpuk di atmosfir berasal dari tanah, laut dan gunung berapi. Dan separuh lagi merupakan hasil kegiatan manusia, melalui proses kimia yang dibantu sinar matahari, merkuri kemudian terurai dan bersama hujan turun kembali ke bumi sebagai hujan asam.
KERUGIAN EKONOMI
Perubahan
Iklim mempengaruhi bisnis dan ekonomi di rumah dan diseluruh dunia. Kalau tidak
dilakukan tindakan apapun untuk mengekang emisi karbon dunia, Perubahan Iklim
bisa menghabiskan antara 5 sampai 20 persen pendapatan domestik bruto dunia per
tahun, berdasarkan laporan pemerintah Inggris, sebagai perbandingan, hanya
diperlukan biaya 1% PDB saja untuk mengurangi pengaruh Perubahan Iklim ini.
Pengeluaran
ekstra telah dirasakan oleh masyarakat dan perusahaan lokal
- Di Inggris bagian selatan,
hasil tangkapan lobster terpuruk karena tekanan hawa panas telah memicu
munculnya parasit, sehingga mengurangi populasi lobster di sana dengan
drastis.
- Resor ski di kaki gunung Alpen
Swiss mengalami kesulitan memperoleh pinjaman karena saljunya mulai
menipis.
- Di danau Erie, Perubahan Iklim
telah menurunkan permukaan danau dengan cukup berarti, sehingga garis
pantainya bergeser, ini mengganggu habitat di sana, selain itu harus
dikeluarkan jutaan dollar untuk memindahkan dermaga serta infrastruktur
pantai lainnya.
Secara
global, angin puting beliung dan hujan badai menjadi semakin parah, menimbulkan
kerugian jutaan dollar karena kerusakan pada perumahan dan infrastruktur.
Menurunnya hasil panen karena kekeringan yang panjang dan suhu yang meningkat,
terutama di Afrika, menyebabkan ratusan ribu orang menderita kelaparan.
Peningkatan suhu laut juga mengancam kelangsungan hidup terumbu karang, yang
biasanya menghasilkan kira-kira 375 milyar dollar pertahun dari hasil laut dan
pelayanan wisatanya.
0 komentar:
Posting Komentar